10 Komponen Penting Yang Ada Di Dalam CVT

10 komponen penting yang ada di dalam CVT, CVT merupakan singkatan dari Continuously Variable Transmission. Bila di artikan dalam bahasa Indonesia di terjemahkan sebagai “Transmisi Variabel Kontinu”. CVT adalah jenis transmisi otomatis yang dapat mengubah rasio gigi secara otomatis tanpa adanya perpindahan gigi. Seperti pada mesin bertipe transmisi manual atau transmisi otomatis konvensional.

Dalam transmisinya, CVT tidak ada gigi-gigi seperti pada transmisi manual atau otomatis konvensional. Sebaliknya, CVT menggunakan dua buah puli yang di hubungkan oleh belt atau sabuk baja. Diameter dari tiap puli bisa berubah menjadi lebih besar maupun lebih kecil. Perubahan diameter puli ini akan mengubah rasio gigi transmisi.

Dengan demikian, transmisi CVT dapat memberikan rasio gigi yang sangat lebar, mulai dari rasio gigi rendah untuk akselerasi yang cepat hingga rasio gigi tinggi untuk kecepatan yang tinggi. Hal ini membuat transmisi dari CVT memiliki beberapa keunggulan. Berikut di bawah ini beberapa keunggulan dari CVT di bandingkan dengan transmisi manual atau transmisi otomatis konvensional, yaitu:

  • Akselerasi yang lebih lembut dan halus tanpa hentakan perpindahan gigi.
  • Tenaga yang lebih besar serta memiliki torsi yang lebih tinggi.
  • Konsumsi dari bahan bakarnya yang lebih irit.
  • Suara yang di hasilkan dari mesin lebih halus.

Baca juga: Sistem Pendinginan Sepeda Motor

Komponen-komponen CVT

1. Puli primer (Primary sheave)

Puli primer merupakan puli yang di hubungkan langsung ke mesin. Selain itu, puli primer terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tetap (fixed sheave) dan bagian geser (sliding sheave). Bagian tetap berfungsi sebagai tempat sabuk CVT melingkar, sedangkan bagian geser berfungsi untuk mengubah diameter puli primer.

Puli primer bekerja dengan cara mengubah diameternya. Ketika diameter puli primer di perbesar, maka diameter puli sekunder akan mengecil. Hal ini akan menyebabkan rasio gigi menjadi lebih tinggi, sehingga kecepatan kendaraan akan meningkat. Sebaliknya, ketika diameter puli primer di perkecil, maka diameter puli sekunder akan membesar. Hal ini akan menyebabkan rasio gigi menjadi lebih rendah, sehingga kecepatan kendaraan akan menurun.

Baca Juga :  Apa Itu Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Lingkungan Hidup (K3LH)?

Proses perubahan diameter puli primer di lakukan oleh roller. Roller ini di dorong oleh aktuator yang di gerakkan oleh mesin. Aktuator akan mendorong roller ke arah tertentu untuk mengubah diameter puli.

Baca juga: Dasar-dasar Perbaikan Otomotif

2. Puli sekunder (Secondary sheave)

Puli sekunder adalah komponen CVT yang berfungsi untuk meneruskan tenaga putaran dari puli primer ke roda belakang. Selain itu, puli sekunder juga terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tetap (fixed sheave) dan bagian geser (sliding sheave). Bagian tetap berfungsi sebagai tempat sabuk CVT melingkar, sedangkan bagian geser berfungsi untuk mengubah diameter puli sekunder.

Puli sekunder bekerja dengan cara mengubah diameternya. Ketika diameter puli sekunder di perkecil, maka diameter puli primer akan membesar. Hal ini akan menyebabkan rasio gigi menjadi lebih rendah, sehingga kecepatan kendaraan akan menurun. Sebaliknya, ketika diameter puli sekunder di perbesar, maka diameter puli primer akan mengecil. Hal ini akan menyebabkan rasio gigi menjadi lebih tinggi, sehingga kecepatan kendaraan akan meningkat.

Proses perubahan diameter puli sekunder di lakukan oleh roller. Roller ini di dorong oleh aktuator yang di gerakkan oleh mesin. Aktuator akan mendorong roller ke arah tertentu untuk mengubah diameter puli.

Secara umum, puli sekunder memiliki fungsi yang sama dengan puli primer, yaitu untuk mengubah rasio gigi transmisi CVT. Namun, puli sekunder memiliki tugas yang lebih spesifik, yaitu untuk meneruskan tenaga putaran dari puli primer ke roda belakang.

Baca juga: Potensi Bahaya Pada Tempat Kerja

3. Sabuk CVT (V-belt)

Sabuk CVT (V-belt) merupakan komponen transmisi CVT yang berfungsi untuk menghubungkan puli primer dan puli sekunder. Serta sabuk CVT memiliki bentuk V yang berfungsi untuk meningkatkan traksi antara puli primer dan puli sekunder.

Sabuk CVT terbuat dari bahan karet yang dicampur serat kawat baja. Bahan karet digunakan karena sanggup menahan gesekan antara puli primer dan sekunder. Serat kawat baja di gunakan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan sabuk CVT.

Baca Juga :  Hal-hal Yang Perluh Di Ketahui Dalam Safety Riding

Sabuk CVT memiliki beberapa fungsi penting dalam transmisi CVT, yaitu:

  • Menghubungkan puli primer dan puli sekunder.
  • Mentransmisikan tenaga putaran dari puli primer ke puli sekunder.
  • Mengubah rasio gigi transmisi CVT.
  • Mengatur kecepatan kendaraan.

Sabuk CVT merupakan komponen yang penting dalam transmisi CVT. Tanpa sabuk CVT, transmisi CVT tidak dapat berfungsi dengan baik.

Baca juga: Hal-hal Yang Perluh Di Ketahui Dalam Safety Riding

4. Roller (Weight primary sheave)

Roller (Weight primary sheave) merupakan komponen penting dalam transmisi CVT yang berfungsi untuk mengatur dan mengubah rasio gigi secara otomatis. Mereka beroperasi di dalam ruangan yang di sebut rumah roller (variator) dan bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal.

5. Aktuator

Aktuator merupakan komponen transmisi CVT yang berfungsi untuk menggerakkan roller. Selain itu, aktuator di gerakkan oleh mesin melalui poros penggerak.

Aktuator terdiri dari dua bagian utama, yaitu plunger dan pegas. Plunger berfungsi untuk mendorong roller, sedangkan pegas berfungsi untuk mengembalikan roller ke posisi semula.

6. Poros penggerak (Drive gear shaft)

Selain ke 5 komponen yang ada di dalam CVT, salah satunya adalah poros penggerak (Drive gear sha. Poros penggerak (Drive gear shaft) merupakan komponen transmisi CVT yang berfungsi untuk menghubungkan putaran dari mesin ke puli primer. Poros penggerak CVT biasanya terbuat dari baja atau aluminium.

Baca juga: 5 Peran Teknologi Dalam Bisnis Yang Sangat Vital

7. Poros sekunder (Driven gear shaft)

Poros sekunder (Driven gear shaft) merupakan bagian transmisi CVT yang berfungsi untuk meneruskan tenaga putaran dari puli sekunder ke roda belakang. Serta poros sekunder biasanya terbuat dari baja atau aluminium.

8. Spacer

Spacer adalah komponen CVT yang berfungsi untuk membantu perubahan diameter puli primer secara halus dan mulus. Serta spacer terbuat dari bahan logam yang licin dan tahan gesekan.

Spacer terletak di antara rumah roller dan puli primer. Selain itu. spacer memiliki lubang yang sesuai dengan bentuk dan ukuran roller. Ketika roller bergerak, spacer akan ikut bergerak. Gerakan spacer ini akan menyebabkan diameter puli primer berubah.

Baca Juga :  Metode Sambungan Body Repair Kendaraan

Spacer merupakan komponen penting dalam transmisi CVT. Tanpa spacer, perubahan diameter puli primer tidak akan dapat terjadi secara halus dan mulus. Hal ini dapat menyebabkan transmisi CVT menjadi tidak bekerja dengan baik.

Baca juga: KTM Duke 990 Dengan Bodi Superduke Yang Buas Di Tenagai 122 HP

9. Slide piece

Slide piece merupakan komponen CVT yang berfungsi untuk meredam getaran yang di hasilkan oleh rumah roller. Selain itu, slide piece terbuat dari bahan plastik yang keras dan tahan gesekan.

Slide piece terletak di antara rumah roller dan puli primer. Slide piece memiliki permukaan yang halus dan licin. Ketika roller bergerak, slide piece akan ikut bergerak. Gerakan slide piece ini akan membantu meredam getaran yang di hasilkan oleh rumah roller.

Slide piece merupakan komponen penting dalam transmisi CVT. Tanpa slide piece, getaran yang di hasilkan oleh rumah roller dapat menyebabkan transmisi CVT menjadi tidak bekerja dengan baik.

10. Bosh (Collar)

Bosh (collar) adalah komponen CVT yang berfungsi untuk menahan roller agar tidak bergeser keluar dari rumah roller. Selain itu, bosh (collar) terbuat dari bahan logam yang keras dan tahan gesekan.

Bosh (collar) terletak di antara rumah roller dan roller. Bosh (collar) memiliki lubang yang sesuai dengan bentuk dan ukuran roller. Lubang ini berfungsi untuk menahan roller agar tidak bergeser keluar dari rumah roller.

Bosh (collar) merupakan komponen penting dalam transmisi CVT. Tanpa bosh (collar), roller dapat bergeser keluar dari rumah roller. Hal ini dapat menyebabkan transmisi CVT menjadi tidak bekerja dengan baik.

Kesemua komponen tersebut bekerja secara sinergis untuk mengubah rasio gigi transmisi CVT. Dengan demikian, transmisi CVT dapat memberikan akselerasi yang lebih lembut dan halus tanpa hentakan perpindahan gigi, tenaga yang lebih besar dan torsi yang lebih tinggi, konsumsi bahan bakar yang lebih irit, dan suara mesin yang lebih halus.