|

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Sebelum membahas mengenai Peralatan Las Busur Nyala Listrik akan lebih baik apabila kita juga memahami pengelasan busur nyala listrik itu sendiri. Pengelasan busur nyala listrik adalah teknik yang sangat penting dalam menyatukan berbagai jenis logam. Bayangkan Anda ingin membangun sebuah rangka baja yang kokoh atau memperbaiki bagian mesin yang rusak.

Nah, pengelasan busur nyala listrik inilah salah satu cara yang paling efektif untuk melakukannya. Intinya, metode ini menggunakan panas yang sangat tinggi dari “busur listrik” untuk mencairkan tepi logam yang akan di sambung, sehingga ketika mendingin, kedua bagian tersebut akan menyatu dengan kuat. Untuk mewujudkan proses ini, kita memerlukan serangkaian peralatan khusus yang bekerja sama dengan baik. Mari kita bedah satu per satu.

1. Mesin Las Listrik: Otak dan Jantung Proses Pengelasan

Pertama-tama, kita punya yang namanya mesin las listrik. Anggap saja ini adalah “otak” sekaligus “jantung” dari seluruh sistem pengelasan busur nyala. Fungsi utamanya adalah mengatur aliran listrik dari sumber (misalnya colokan listrik di bengkel atau generator) menjadi listrik yang “pas” untuk menciptakan busur nyala. Lebih spesifik, mesin las ini bertugas mengontrol dua hal penting: tegangan (mirip seperti tekanan air) dan arus listrik (mirip seperti volume air yang mengalir). Kombinasi yang tepat antara tegangan dan arus inilah yang akan menghasilkan panas yang cukup untuk mencairkan logam.

Selanjutnya, penting untuk di ketahui bahwa ada dua jenis utama mesin las berdasarkan jenis arus listrik yang di hasilkannya:

  • Mesin Las AC (Alternating Current atau Arus Bolak-Balik)

Bayangkan listrik AC seperti air yang mengalir maju dan mundur secara terus-menerus. Mesin las AC ini banyak di pakai karena konstruksinya yang relatif sederhana dan harganya yang lebih terjangkau. Dalam pengoperasiannya, mesin las AC biasanya menggunakan tegangan yang rendah (sekitar 30 hingga 80 Volt saat mengelas) tapi dengan arus yang sangat tinggi (bisa mencapai ratusan Ampere).

Untuk mencapai tegangan rendah ini, jika kita menggunakan listrik dari PLN yang tegangannya tinggi (misalnya 220 Volt), di dalam mesin las AC terdapat komponen bernama transformator. Transformator ini seperti alat “penurun tekanan” listrik. Namun, ada satu kekurangan pada mesin las AC, yaitu busur nyala yang di hasilkan cenderung kurang stabil, seperti api yang kadang membesar kadang mengecil.

Akibatnya, menyalakan busur las di awal jadi sedikit lebih sulit di bandingkan dengan mesin las DC. Meskipun begitu, mesin las AC sangat cocok untuk menggunakan elektroda terbungkus (elektroda yang ada lapisan pelindungnya) dan lebih ekonomis untuk mengelas plat-plat logam yang tipis.

  • Mesin Las DC (Direct Current atau Arus Searah)

Kalau listrik AC tadi seperti air yang bolak-balik, listrik DC ini seperti air yang mengalir hanya ke satu arah. Mesin las DC ini punya beberapa keunggulan. Salah satunya adalah, busur nyala yang di hasilkan jauh lebih stabil, seperti api yang menyala dengan mantap. Karena itulah, menyalakan busur las dengan mesin DC jadi lebih mudah, dan hasil pengelasannya pun seringkali lebih berkualitas, terutama untuk jenis-jenis logam tertentu.

Selain itu, pada mesin las DC, kita bisa memilih arah aliran arus listrik (polaritas), yang bisa mempengaruhi bagaimana panas didistribusikan antara elektroda dan benda kerja. Untuk menghasilkan arus DC, di dalam mesin las ini biasanya ada komponen bernama rectifier, yang berfungsi mengubah arus AC dari sumber menjadi arus DC. Kadang juga ada filter atau stabilisator untuk membuat aliran arus DC ini lebih “halus” dan tidak beriak. Oleh karena kelebihannya ini, mesin las DC sering di gunakan untuk proses pengelasan yang lebih canggih seperti TIG dan MIG/MAG.

Baca juga: Las Busur Nyala Listrik

2. Kabel Las: Jalur Penghantar Energi Listrik

Setelah mesin las menghasilkan listrik yang sesuai, listrik ini perlu di alirkan ke tempat pengelasan. Di sinilah peran penting kabel las. Kabel ini adalah “jalan tol” bagi arus listrik, menghubungkan mesin las dengan elektroda dan benda kerja. Oleh karena itu, kabel las harus terbuat dari bahan yang mampu menghantarkan listrik dengan baik (biasanya tembaga) dan di lapisi dengan isolator yang kuat untuk menjaga keamanan. Selain itu, ukuran kabel juga penting. Kabel yang terlalu kecil bisa menjadi panas dan mengurangi efisiensi pengelasan.

3. Pemegang Elektroda (Electrode Holder): Tempat “Memegang” Api Las

Selanjutnya, ada pemegang elektroda. Ini adalah alat yang berfungsi untuk menjepit elektroda las dan menjadi pegangan bagi tukang las. Bayangkan ini seperti “pena” yang di gunakan untuk “menggambar” sambungan las. Selain itu, pemegang elektroda juga harus bisa mengalirkan arus listrik dari kabel las ke elektroda dengan baik. Oleh sebab itu, desainnya di buat agar nyaman untuk di genggam dan memiliki mekanisme penjepit yang kuat.

4. Klem Massa (Ground Clamp): Menutup Rangkaian Listrik

Berikutnya adalah klem massa. Alat ini berfungsi untuk menghubungkan kabel dari mesin las ke benda kerja yang akan di las. Fungsi utamanya adalah untuk melengkapi “sirkuit” listrik. Ibaratnya, listrik harus punya jalur untuk kembali ke sumbernya setelah melewati busur las. Oleh karena itu, klem massa harus terhubung dengan baik ke benda kerja agar aliran listrik lancar dan busur las bisa terbentuk dengan stabil.

5. Elektroda Las: “Tinta” dalam Proses Pengelasan

Nah, inilah yang paling penting dalam menciptakan sambungan, yaitu elektroda las. Elektroda ini adalah batang logam yang akan mencair karena panas busur listrik dan menjadi bahan pengisi (filler metal) untuk menyambung kedua bagian logam. Selain itu, pada jenis elektroda tertentu (elektroda terbungkus), terdapat lapisan luar yang di sebut fluks.

Fluks ini punya banyak fungsi penting, di antaranya menghasilkan gas pelindung untuk melindungi logam cair dari udara, membentuk terak (slag) yang melindungi hasil las saat mendingin, dan bahkan menambahkan unsur-unsur paduan ke dalam hasil las. Oleh karena itu, memilih jenis elektroda yang tepat sesuai dengan jenis logam yang di las dan jenis sambungan yang di inginkan sangatlah krusial untuk mendapatkan hasil las yang kuat dan berkualitas.

Baca juga: Las Oksi Asetilin

6. Peralatan Keselamatan Diri (APD): Prioritas Utama dalam Pengelasan

Namun, proses pengelasan busur nyala listrik juga menghasilkan bahaya. Panas yang sangat tinggi, percikan logam cair, dan radiasi yang berbahaya bagi mata dan kulit adalah risiko yang harus di atasi. Di sinilah peran penting Peralatan Keselamatan Diri (APD). Beberapa APD yang wajib di gunakan antara lain:

  • Topeng Las (Welding Helmet): Ini seperti “perisai” untuk wajah dan mata. Topeng las di lengkapi dengan lensa khusus yang sangat gelap untuk melindungi mata dari cahaya busur las yang sangat terang dan radiasi ultraviolet serta inframerah yang berbahaya.
  • Sarung Tangan Las (Welding Gloves): Terbuat dari kulit tebal, sarung tangan ini melindungi tangan dari panas, percikan api, dan sengatan listrik.
  • Apron Las (Welding Apron) atau Pakaian Pelindung: Pakaian khusus ini terbuat dari bahan yang tahan api dan panas untuk melindungi tubuh dari percikan logam cair dan panas radiasi.
  • Sepatu Keselamatan: Sepatu dengan ujung baja dan sol yang tahan panas dan listrik sangat penting untuk melindungi kaki.

Oleh karena itu, penggunaan APD yang lengkap dan benar adalah hal yang tidak boleh di abaikan demi keselamatan tukang las.

7. Peralatan Pendukung: Memudahkan dan Menyempurnakan Hasil Las

Terakhir, ada beberapa peralatan pendukung yang juga penting dalam proses pengelasan. Contohnya adalah sikat kawat, yang di gunakan untuk membersihkan permukaan logam sebelum di las. Selain itu, sikat kawat juga menghilangkan terak setelah pengelasan.

Kemudian ada palu terak, yang di gunakan untuk memecah dan menghilangkan lapisan terak yang keras. Selain itu, gerinda sering di gunakan untuk mempersiapkan permukaan benda kerja agar bersih dan rata sebelum di las, serta untuk merapikan hasil las setelah selesai. Dengan demikian, peralatan-peralatan ini membantu memastikan kualitas dan tampilan akhir dari sambungan las.

Kesimpulan

Sebagai rangkuman, peralatan las busur nyala listrik adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang bekerja sama secara terkoordinasi. Mulai dari mesin las yang menyediakan energi, hingga elektroda yang menjadi bahan pengisi, dan tidak lupa pentingnya perlengkapan keselamatan, semuanya memiliki peran krusial.

Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang fungsi dan cara kerja setiap komponen ini akan membantu para tukang las dan siapa pun yang terlibat dalam pekerjaan pengelasan untuk menghasilkan sambungan yang kuat, aman, dan berkualitas tinggi. Dengan kata lain, penguasaan peralatan las busur nyala listrik adalah kunci utama dalam dunia penyambungan logam.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *