Mekanisme Pengontrolan Output Pada Mesin Las Busur Nyala Listrik

Mekanisme pengontrolan output pada mesin las busur nyala listrik adalah langkah-langkah dan perangkat yang di gunakan saat proses pengelasan. Langkah dan perangkat ini untuk mengatur arus parameter pengelasan. Selain di gunakan untuk mengatur parameter arus  mekanisme ini juga di gunakan untuk pengontrolan parameter tegangan, dan kecepatan pengumpanan elektroda. Agar dakam proses pengelasan ini mampu untuk mencapai hasil las yang di inginkan. Kontrol ini sangat penting dalam proses pengelasan karena akan mempengaruhi kualitas dan kekuatan dari sambungan las.

Selain itu mekanisme pengontrolan output pada mesin las busur nyala listrik di artikan sebagai proses untuk mengatur besarnya arus listrik. Dalam metode sambung ini besarnya arus listrik yang mengalir melalui elektroda dan menuju ke bagian benda kerja. Besarnya arus listrik ini akan menentukan besarnya panas yang di hasilkan oleh busur nyala, yang pada akhirnya akan menentukan kualitas dari hasil pengelasan.

Dalam pengontrolan output pada mesin las busur nyala  listrik ini terdapat empat mekanisme pengontrolan output, yaitu:

  1. Pengontrolan mesin las
  2. Pengontrolan kabel las
  3. Pengontrolan pemegang elektroda
  4. Pengontrolan elektroda (electrode)

Baca juga:

Pengontrolan Mesin Las

Pengontrolan mesin las pada proses las busur nyala listrik adalah serangkaian langkah yang di lakukan. Langkah ini berfungsi untuk mengatur dan memantau operasi mesin las guna mencapai hasil pengelasan yang di inginkan. Berikut adalah beberapa aspek pengontrolan mesin las pada proses las busur nyala listrik:

  1. Pengaturan Arus Las:
    • Arus las adalah parameter utama dalam proses las busur nyala listrik. Arus las yang benar harus di pilih sesuai dengan jenis elektroda yang di gunakan, ketebalan logam yang akan di sambung, dan jenis sambungan yang di inginkan.
    • Pengaturan arus las di lakukan menggunakan pengendali arus yang dapat berupa potensiometer atau panel kontrol digital pada mesin las.
  2. Pengaturan Tegangan Las:
    • Tegangan las mengatur tegangan antara elektroda dan benda kerja, yang memengaruhi panjang dan kestabilan busur listrik.
    • Pengaturan tegangan las memengaruhi karakteristik sambungan las, seperti penetrasi, tingkat ceceran, dan lebar celah. Tegangan las dapat di kendalikan dengan pengendali yang ada pada mesin las.
  3. Kecepatan Pengumpanan Elektroda:
    • Kecepatan pengumpanan elektroda mengontrol seberapa cepat elektroda di lepas selama proses las. Kecepatan ini memengaruhi tingkat deposisi logam leleh dan kecepatan pengelasan.
    • Pengendali kecepatan pengumpanan elektroda, seperti pengaturan kecepatan pemakanan kawat las pada mesin las MIG/MAG, dapat di gunakan untuk mengontrol parameter ini.
  4. Pola Gerak:
    • Pola gerak pengelasan, termasuk kecepatan pergerakan torch las dan jalur pengelasan, sangat penting untuk mencapai hasil las yang berkualitas.
    • Mesin las otomatis atau pengendali numerik komputer (CNC) dapat di gunakan untuk mengontrol gerakan dengan akurat, khususnya dalam aplikasi yang memerlukan akurasi tinggi.
  5. Monitoring dan Pengendalian Proses:
    • Mesin las modern sering di lengkapi dengan sistem pemantauan dan pengendalian yang memungkinkan operator mengawasi dan mengontrol proses las secara real-time.
    • Penggunaan sensor, kontrol otomatis, dan pemantauan kualitas dapat membantu mendeteksi masalah potensial selama proses las dan mengambil tindakan korektif jika di perlukan.
Baca Juga :  Jenis Perbaikan Pada Kendaraan Otomotif

Pengontrolan Kabel Las

Dalam pengontrolan kabel las pada mesin las busur nyala listrik juga merupakan bagian penting dari proses pengelasan. Kabel las menghubungkan sumber daya listrik (mesin las) ke elektroda dan material kerja. Berikut adalah beberapa faktor yang harus di perhatikan dalam pengontrolan kabel las:

  1. Panjang Kabel:
    • Panjang kabel las harus sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Kabel las yang terlalu panjang dapat menyebabkan penurunan tegangan selama pengelasan. Sehingga memengaruhi kualitas dari hasil pengelasan.
    • Panjang kabel yang tidak perlu panjang juga dapat menimbulkan potensi bahaya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini seperti kabel terlilit atau terinjak.
  2. Kualitas Kabel Las:
    • Kabel las harus dalam kondisi baik dan terawat dengan baik. Kabel yang rusak atau terkelupas dapat menyebabkan kegagalan pengelasan dan bahaya keamanan.
    • Pastikan konektor dan sambungan kabel dalam keadaan baik dan terpasang dengan benar.
  3. Ukuran Kabel:
    • Ukuran kabel las harus di pilih sesuai dengan arus las yang di gunakan. Kabel yang terlalu kecil dapat mengalami pemanasan berlebihan dan menurunkan kinerja pengelasan.
    • Pastikan ukuran kabel sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan rekomendasi produsen.
  4. Grounding (Penggantungan Ground):
    • Kabel ground harus terhubung dengan baik pada benda kerja. Grounding yang buruk dapat menyebabkan masalah seperti pelapisan yang tidak merata atau sambungan yang lemah.
    • Pastikan kabel ground dalam kondisi baik dan bersentuhan langsung dengan material kerja yang akan di sambung.
  5. Perlindungan Kabel:
    • Untuk menjaga keamanan dan mencegah kabel las dari kerusakan, pastikan kabel las di lindungi dari potensi bahaya fisik atau mekanis.
    • Gunakan pelindung kabel dan posisikan kabel dengan aman agar tidak terinjak atau terjepit selama proses pengelasan.
  6. Penghindaran Overheating:
    • Ketika mengelas dalam jangka waktu yang lama, pastikan kabel las tidak mengalami overheating. Ini bisa terjadi jika kabel las di simpan dalam gulungan yang terlalu kecil atau terlipat berlebihan.
    • Pastikan kabel las di beri waktu untuk mendingin secara periodik jika pengelasan berlangsung dalam waktu lama.
Baca Juga :  KTM Duke 990 Dengan Bodi Superduke Yang Buas Di Tenagai 122 HP

Pengontrolan Pemegang Elektroda

Pengontrolan pemegang elektroda pada mesin las busur nyala listrik penting untuk menjaga kualitas pengelasan dan menghindari potensi bahaya. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu di perhatikan dalam pengontrolan pemegang elektroda:

  1. Kebersihan Pemegang Elektroda:
    • Pastikan pemegang elektroda dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran, minyak, atau kontaminan lain yang dapat mengganggu aliran listrik.
    • Membersihkan pemegang elektroda secara teratur akan membantu menjaga kualitas sambungan las.
  2. Kontrol Tegangan Pemegang Elektroda:
    • Beberapa pemegang elektroda di lengkapi dengan mekanisme untuk mengatur tegangan pemegang elektroda. Ini memungkinkan pengendalian yang lebih baik atas panjang busur dan penetrasi las.
    • Pastikan tegangan pemegang elektroda sesuai dengan kebutuhan pengelasan dan jenis elektroda yang di gunakan.
  3. Penggantian dan Perbaikan:
    • Pemeriksaan rutin dan pemeliharaan pemegang elektroda sangat penting. Pastikan tidak ada kerusakan fisik atau tanda-tanda keausan yang signifikan pada pemegang elektroda.
    • Ganti pemegang elektroda yang rusak atau aus untuk menjaga kualitas las dan keamanan operator.
  4. Pemasangan Elektroda:
    • Pastikan elektroda terpasang dengan benar dalam pemegang elektroda. Elektroda harus stabil dan kokoh agar tidak terlepas selama pengelasan.
    • Gunakan torsi yang sesuai saat memasang elektroda untuk menghindari kendor atau terlalu ketatnya pemasangan.
  5. Keamanan Operator:
    • Pastikan pemegang elektroda di lengkapi dengan isolasi atau pelindung termal untuk melindungi operator dari panas yang di hasilkan selama pengelasan.
    • Operator harus mengenakan peralatan pelindung diri seperti sarung tangan pengelasan dan kacamata pengaman.
  6. Pemeriksaan Kabel:
    • Pemegang elektroda terhubung ke kabel las. Periksa kabel las secara rutin untuk memastikan integritasnya. Pastikan tidak ada kerusakan atau kontaminasi yang dapat memengaruhi koneksi listrik.
Baca Juga :  Dasar Pemeliharaan Otomotif

Pengontrolan Elektroda (Electrode)

Pengontrolan elektroda (electrode) dalam proses las busur nyala listrik adalah langkah penting untuk menjaga kualitas dan keberhasilan pengelasan. Berikut adalah beberapa aspek pengontrolan elektroda yang perlu di perhatikan:

  1. Pemilihan Elektroda yang Tepat:
    • Pilih jenis elektroda yang sesuai dengan jenis material yang akan di sambung, kondisi lingkungan kerja, dan spesifikasi pengelasan. Berbagai jenis elektroda tersedia untuk berbagai aplikasi, termasuk elektroda berselubung, elektroda tahan air, elektroda tahan panas, dan lain sebagainya.
  2. Penyimpanan Elektroda:
    • Simpan elektroda dalam wadah yang kedap udara untuk mencegah kontaminasi oleh kelembaban dan oksigen. Kelembaban dapat merusak sifat listrik elektroda dan menyebabkan hasil las yang buruk.
  3. Pemantauan Kondisi Elektroda:
    • Periksa elektroda secara rutin sebelum pengelasan untuk memastikan mereka dalam kondisi baik. Hindari penggunaan elektroda yang rusak, patah, atau memiliki retakan, karena hal ini dapat menyebabkan sambungan las yang cacat.
  4. Pemotongan dan Persiapan Elektroda:
    • Pastikan bahwa elektroda di potong dengan tepat dan di siapkan sebelum di gunakan. Ujung elektroda harus tajam dan bersih dari kontaminan seperti karat atau lapisan pelindung.
  5. Pengontrolan Panjang Elektroda:
    • Panjang elektroda yang benar harus di pertahankan selama pengelasan. Panjang elektroda yang kurang dapat mengakibatkan busur listrik padam, sementara panjang yang terlalu besar dapat mengganggu kontrol dan hasil las yang buruk.
  6. Penggantian Elektroda:
    • Gantilah elektroda jika mereka telah di gunakan terlalu lama atau jika kualitas hasil las menurun. Elektroda yang baru dan berkualitas baik dapat menghasilkan sambungan las yang lebih kuat dan berkualitas.