|

Mengenal Lebih Dekat Motor Bakar 2 Tak

  

Mengenal lebih dekat motor bakar 2 tak, bagi sebagian besar bikers sejati, terutama generasi 90-an, suara nyaring dan asap mengepul dari knalpot motor 2 tak adalah melodi yang tak terlupakan. Lebih dari sekadar kendaraan, motor bakar 2 tak menyimpan sejarah, performa yang khas, dan tentu saja, aroma oli samping yang ikonik. Namun, di era modern yang serba efisien dan ramah lingkungan, keberadaan motor jenis ini semakin langka. Mari kita telaah lebih dalam mengenal motor bakar 2 tak si legenda yang pernah merajai jalanan ini.

Sejarah Singkat Sang Raja Asap

Motor bakar 2 tak pertama kali dipatenkan oleh seorang insinyur Skotlandia bernama Dugald Clerk pada tahun 1878. Namun, popularitasnya baru benar-benar meroket di pertengahan abad ke-20, terutama pada sepeda motor. Keunggulan desainnya yang sederhana dan bertenaga membuatnya menjadi pilihan favorit untuk berbagai jenis motor, mulai dari motor trail, sport, hingga bebek.

Di Indonesia sendiri, motor 2 tak pernah menjadi primadona. Merek-merek seperti Yamaha dengan RX-King, Suzuki dengan RGR dan Satria 2 tak, serta Kawasaki dengan Ninja 150 pernah menghiasi jalanan dan menjadi impian banyak anak muda. Suara knalpot yang khas dan akselerasi yang spontan menjadi daya tarik utama.

Bagaimana Sebenarnya Motor 2 Tak Bekerja?

Lantas, apa yang membuat motor 2 tak begitu istimewa dan berbeda dari motor 4 tak yang lebih umum saat ini? Perbedaannya terletak pada siklus pembakarannya. Sesuai namanya, motor 2 tak menyelesaikan satu siklus pembakaran dalam dua langkah piston, yaitu langkah hisap-kompresi dan langkah usaha-buang. Bandingkan dengan motor 4 tak yang membutuhkan empat langkah piston untuk menyelesaikan satu siklus (hisap, kompresi, usaha, buang).

Berikut adalah gambaran singkat siklus kerja motor 2 tak:

  1. Langkah Hisap-Kompresi: Saat piston bergerak ke atas, ruang di bawah piston (crankcase) menjadi vakum dan menghisap campuran bahan bakar dan udara melalui reed valve atau rotary valve. Pada saat yang bersamaan, piston yang bergerak ke atas juga mengkompresi campuran bahan bakar dan udara di atasnya (ruang bakar).
  2. Langkah Usaha-Buang: Setelah busi memercikkan api dan membakar campuran bahan bakar, ledakan yang dihasilkan mendorong piston ke bawah (langkah usaha). Saat piston bergerak ke bawah, ia membuka lubang transfer port, memungkinkan campuran bahan bakar dan udara dari crankcase untuk berpindah ke ruang bakar. Di saat yang bersamaan, piston juga mendorong gas sisa pembakaran keluar melalui lubang exhaust port.

Sederhana, bukan? Kesederhanaan desain ini menghasilkan beberapa keunggulan.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Kendaraan Listrik

Keunggulan Motor 2 Tak yang Melegenda

  • Tenaga Lebih Besar: Dengan siklus pembakaran yang lebih cepat, motor 2 tak umumnya menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan motor 4 tak dengan kapasitas mesin yang sama. Akselerasinya pun terasa lebih responsif dan “menghentak”.
  • Bobot Lebih Ringan: Desain yang lebih sederhana berarti lebih sedikit komponen, yang pada akhirnya menghasilkan bobot motor yang lebih ringan. Hal ini berkontribusi pada kelincahan dan performa yang lebih baik.
  • Perawatan Relatif Mudah: Dengan lebih sedikit komponen bergerak, motor 2 tak secara teori memiliki potensi kerusakan yang lebih rendah dan perawatan yang lebih sederhana.

Mengapa Kini Mulai Ditinggalkan?

Sayangnya, keunggulan motor 2 tak juga diiringi dengan beberapa kekurangan signifikan, terutama dalam hal:

  • Emisi Gas Buang: Proses pembakaran pada motor 2 tak cenderung kurang sempurna, menyebabkan emisi gas buang yang lebih tinggi dan lebih berbahaya dibandingkan motor 4 tak. Pembakaran oli samping yang ikut terbuang juga menghasilkan asap yang cukup mengganggu.
  • Konsumsi Bahan Bakar: Efisiensi bahan bakar motor 2 tak umumnya lebih rendah karena sebagian kecil campuran bahan bakar ikut terbuang bersama gas sisa pembakaran.
  • Perlu Oli Samping: Motor 2 tak membutuhkan oli samping untuk melumasi bagian-bagian mesin, terutama piston dan dinding silinder. Penggunaan oli samping ini menambah biaya perawatan dan potensi masalah jika kualitas oli tidak terjaga atau habis.

Karena alasan-alasan inilah, standar emisi yang semakin ketat di berbagai negara secara bertahap “memaksa” produsen untuk beralih ke teknologi motor 4 tak yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Motor Bakar

Sang Legenda Tak Akan Pernah Mati

Meskipun produksi motor 2 tak baru semakin terbatas, pesonanya di kalangan penggemar otomotif tidak pernah pudar. Banyak yang masih merawat dan memburu motor-motor 2 tak klasik sebagai koleksi atau sekadar untuk merasakan sensasi berkendara yang berbeda. Komunitas-komunitas motor 2 tak juga masih aktif dan solid, menjaga warisan teknologi ini tetap hidup.

Suara deru mesin 2 tak mungkin tidak lagi mendominasi jalanan seperti dulu, namun kenangannya akan selalu terukir dalam sejarah perkembangan sepeda motor. Ia adalah simbol dari era yang berbeda, era di mana kesederhanaan dan tenaga instan menjadi daya tarik utama. Bagi para penggemarnya, motor 2 tak akan selalu menjadi legenda yang mengaum di hati.

Apakah kamu punya pengalaman menarik dengan motor 2 tak? Bagikan cerita kamu di kolom komentar di bawah!

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *